Menjadi wanita memang menyenangkan, apa lagi menjadi wanita “Muslimah”, sebab muslimah berarti wanita yang telah dipilih oleh ALLAH untuk menerima hidayah-Nya dan menjalankan kehidupan sesuai dengan sunnah Rasul-Nya.
Rasulullah sebagai manusia pilihan ALLAH, sangat mengambil berat terhadap muslimah. Beliau sangat menyayangi muslimah hingga beliau berpesan dalam sebuah hadiths yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,
“Tidaklah seorang muslim yang mempunyai anak dua orang perempuan kemudian ia berbuat baik dalam berhubungan dengan keduanya akan dapat memasukkannya ke dalam syurga.”
Di masa Baginda hidup kaum wanita merasakan angin segar dalam kehidupannya, sedangkan sebelumnya pada masa jahiliyah hidup teraniaya, tidak mendapatkan hak yang semestinya.
Kehidupan wanita muslimah saat itu boleh dikata beruntung dibandingkan dengan wanita sekarang pada umumnya. Kerana muslimah relatif hidup dalam komuniti masyarakat yang memahami nilai Islam secara baik. Hidup mereka betul-betul tersanjung, kerana mereka merasakan hidup sesuai fitrahnya.
Berbeda dengan situasi sekarang, ketika ramai wanita menuntut emansipasi, persamaan derajat. Boleh dikatakan kehidupan wanita sekarang berada di tengah komuniti masyarakat yang tidak memahami nilai-nilai Islam. Ini menyebabkan tidak selesanya dalam hidup mereka. Sudah tentu wanita muslimah harus berupaya menghilangkan rasa tidak selesa mereka tersebut. Caranya adalah dengan mulai mengaktifkan dirinya dalam perlaksanaan nilai-nilai Islam serta berupaya mengaktifkan wanita lain untuk beramal Islami.
Ustadz Faisal Maulawi, seorang Mufti Lubnan, menyatakan,
“Saatnya sekarang keadaan ummat sedang dalam keadaan bahaya, para wanita muslimah yang solehah wajib terjun untuk terlibat dalam membentengi dan memperbaiki ummat.”
Untuk menjadi muslimah yang disayang oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, hendaknya diperhatikan dan menguasai empat yang berikut:
a). Faqihah Lidiiniha (Fakih dalam agamanya)
Seorang muslimah hendaknya faqih(faham) terhadap Deen(agamanya). Selayaknya ia dapat membaca Al-Qur’an dengan baik, tajwid dan makhraj hurufnya. Kemudian dapat membaca hadiths dan selalu pula menjadi bacaan hariannya, karena dengan itu ia memahami keinginan Rasul-Nya untuk kemudian berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW.
Setelah itu ia berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW. Ia juga harus berusaha memperkayakan diri dan wawasannya melalui belajar kepada seorang guru yang jujur dalam menyampaikan ilmu-Nya, dan berusaha banyak membaca buku agama lainnya seperti tentang aqidah, akhlaq, fiqh, sirah, fiqh da’wah, Tariq Islam, sejarah dunia dan ilmu kontemporari lainnya. Contoh muslimah yang menguasai ilmu-ilmu ini adalah Sayiddah Aisya Radhiyallahu Anha.
b). Naafi’ah fi Tagyiiri Biiatiha (Ejen Perubahan)
Ia mengambil berat terhadap lingkungannya (persekitarannya), selalu membuka mata dan telinga untuk mengetahui keadaan lingkungannya, berusaha menjadi anasir tagyiir (unsur perubahan) dalam lingkungannya, selalu mengupayakan lingkungannya menjadi lebih baik.
Contohnya Ummu Syuraik yang selalu mengelilingi pasar apabila solat tiba untuk mengingatkan penghuni pasar agar segera melaksanakan solat dengan kalimatnya yang terkenal “Assolah, Assolah!!!”
Demikian… semoga dengan empat hal ini kita dapat menjadi Muslimah yang dicintai ALLAH Subhanahu wa Ta’ala & Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam. Aameen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar