Nabi Muhammad
Hatiku bagai teriris sembilu
Jiwaku prihatin dan galau
Mata tak bias terpejam
Hingga bermalam-malam
Siapa yang bisa mengirimkan surat
Pada Syaid Husain putra Fatimah
Walaupun hati para musuh
Benci dan melaknat
Ia telah dibunuh tanpa dosa
Pakaian yang dikenakannya
Telah berganti warna
Penuh darah dan noda
Pada pedang ada bencana
Pada tumbak ada suara jeritan
Dan setelah ringkihan kuda pasukan perang
Yang ada adalah kematian
Dunia bergetar dahsyat
Atas dibunuhnya keluarga Nabi Muhammad
Dan gunung yang kokoh dan keras
Terasa hampir hancur
Melihat perilaku mereka pada keluarga
Muhammad
Pada Nabi Muhammad
Salam sejahtera selalu mereka hanturkan
Sementara
Pada cucu dan keturunannya mereka lakukan
Pembunuhan
Apakah hal itu, bukan sesuatu yang
Mengherankan
Jika dosaku karena mencintai keluarga Muhammmad
Maka atas dosaku itu aku tidak akan bertaubat
Mereka adalah pemberi syafaat
Pada saat hari kiamat
Ketika semua mata melihat
Musibah yang teramat dahsyat
Jumat, 11 Maret 2011
Munajat Kaum Binatang
MUNAJAT KAUM BINATANG
Syahdan;
Di suatu malam yang senyap
Ketika malaikat rahmat turun
Menawarkan ampunan
Dan sekalian manusia terlelap
Para binatang dari berbagai etnis dan golongan
Yang masih tersisa di muka bumi—
Dari golongan binatang buas,
Binatang air, unggas
Ternak, serangga,
Dan segenap binatang melata—
Diam-diam berkumpul
Di padang gersang terbuka
Yang dahulu merupakan rimba belantara
Tempat tinggal mereka
Untuk membicarakan nasib mereka
Kaitannya dengan kelakuan
Dan perlakuan manusia
Yang kezalimannya semakin merajalela
Dalam pertemuan akbar
Masyarakat binatang itu
Semua kelompok menyampaikan keluhan
Yang sama
Domba, kambing, buaya, ular, tikus, anjing
Dan kecoak, misalnya
menyatakan bahwa selain dizalimi,
Selama ini nama mereka
Telah digunakan dan dinodai oleh manusia
Dengan semena-mena.
Setelah semua menyampaikan keluhannya
Tentang nasib mereka yang kian sengsara
Akibat ulah manusia
Dan mengakui ketidakberdayaan mereka
Kepada Tuhan yang maha kuasa
Demikianlah;
Unta yang mereka tunjuk memimpin doa
Dengan khusyuk
Mulai memanjatkan munajatnya
Dan sekalian binatang mengamininya
“Ya Allah, ya Tuhan kami;
Ampunilah kami.
Malam ini kami yang masih tersisa
Dari makhluk binatang
Berkumpul menyampaikan keluhan kami
Kepada-Mu—kepada siapa lagi kami mengeluh
Kalau bukan kepada-Mu—
Doa ampunilah kami bila kami tergesa-gesa
Menyampaikan munajat kami ini.
Sebelum kaum manusia yang Engkau angkat
Menjadi khalifah-Mu
Memergoki dan menghabisi kami,
Perkenankanlah
Kami menyampaikan jeritan kami
Istighatsah kami.
Ya Allah, ya Tuhan yang Maha Mungetahui
Karena Engkau, selama ini kami siap mengabdi
Dan rela berkurban untuk manusia
Tapi, manusia atas nama khalifah dengan
Sewenang-wenang
Menzalimi kami
Mereka menjarah tempat tinggal kami
Atau memporak-porandakannya
Mereka rampok makanan kami
Atau menghancurkannya
Mereka rebut peran kami
Atau menghentikannya
Mereka saingi naluri kami
Atau mengalahkannya
Mereka santap keturunan kami
Atau memusnahkannya.
Mereka rampas kehidupan kami
Sebelum sempat kami nikmati
Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia
Namun mereka membiarkan di mereka
Dikuasai dunia
Maka semakin hari
Kezaliman dan keisengan mereka
Semakin menjadi-jadi.
Puji syukur bagimu, ya Allah
Engkau telah menghajar mereka
Melalui tangan-tangan mereka sendiri
Mereka kini panik dan di antara mereka
Bahkan menjadi kalap
Dengan bangga mereka saling terkam dan
Saling basmi
Mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendiri
Dan kami pun semakin tidak bisa
Mengenali mereka
Karena mereka sudah sama dengan kami
Bahkan dalam banyak hal
Mereka melebihi kami sendiri.
Ya Allah, ya Tuhan yang Mahaadil
Kami akui kadang-kadang kami saling terkam
Dan memangsa
Namun Engkau tahu karena kami terpaksa
Bukan karena kerakusan dan kebencian
Di antara kami memang ada yang kejam
Tapi kami tidak membakar, menyiksa,
Dan sengaja memusnahkan
Karena kami tahu itu hak-Mu semata.
Mereka bahkan dengan berani
Membawa-bawa nama-Mu
Untuk menghancurkan nilai-nilai ajaran-Mu
Yang mulia
Atas nama-Mu mereka
Meretas tali persaudaraan
Yang Engkau suruh jalin
Atas nama-Mu
Mereka mengorbankan kebencian
Yang Engkau benci.
…
Ya Tuhan,
Sadarkanlah mereka
Akan hakikat kehambaan
Dan kekhalifahan mereka
Agar mereka tidak terus asyik
Hanya dengan diri mereka sendiri
Agar nurani mereka tak terkalahkan
Oleh hawa nafsu
Dan setan
Agar kasih sayang mereka tak terkalahkan
Oleh dendam
Dan kebencian
Agar mereka tidak menjadi laknat
Dan benar-benar menjadi rahmat
Bagi alam semesta.
Ataukah Engkau, ya Tuhan
Memang hendak mengganti mereka
Dengan generasi yang lebih beradab?
Amin
Syahdan;
Di suatu malam yang senyap
Ketika malaikat rahmat turun
Menawarkan ampunan
Dan sekalian manusia terlelap
Para binatang dari berbagai etnis dan golongan
Yang masih tersisa di muka bumi—
Dari golongan binatang buas,
Binatang air, unggas
Ternak, serangga,
Dan segenap binatang melata—
Diam-diam berkumpul
Di padang gersang terbuka
Yang dahulu merupakan rimba belantara
Tempat tinggal mereka
Untuk membicarakan nasib mereka
Kaitannya dengan kelakuan
Dan perlakuan manusia
Yang kezalimannya semakin merajalela
Dalam pertemuan akbar
Masyarakat binatang itu
Semua kelompok menyampaikan keluhan
Yang sama
Domba, kambing, buaya, ular, tikus, anjing
Dan kecoak, misalnya
menyatakan bahwa selain dizalimi,
Selama ini nama mereka
Telah digunakan dan dinodai oleh manusia
Dengan semena-mena.
Setelah semua menyampaikan keluhannya
Tentang nasib mereka yang kian sengsara
Akibat ulah manusia
Dan mengakui ketidakberdayaan mereka
Kepada Tuhan yang maha kuasa
Demikianlah;
Unta yang mereka tunjuk memimpin doa
Dengan khusyuk
Mulai memanjatkan munajatnya
Dan sekalian binatang mengamininya
“Ya Allah, ya Tuhan kami;
Ampunilah kami.
Malam ini kami yang masih tersisa
Dari makhluk binatang
Berkumpul menyampaikan keluhan kami
Kepada-Mu—kepada siapa lagi kami mengeluh
Kalau bukan kepada-Mu—
Doa ampunilah kami bila kami tergesa-gesa
Menyampaikan munajat kami ini.
Sebelum kaum manusia yang Engkau angkat
Menjadi khalifah-Mu
Memergoki dan menghabisi kami,
Perkenankanlah
Kami menyampaikan jeritan kami
Istighatsah kami.
Ya Allah, ya Tuhan yang Maha Mungetahui
Karena Engkau, selama ini kami siap mengabdi
Dan rela berkurban untuk manusia
Tapi, manusia atas nama khalifah dengan
Sewenang-wenang
Menzalimi kami
Mereka menjarah tempat tinggal kami
Atau memporak-porandakannya
Mereka rampok makanan kami
Atau menghancurkannya
Mereka rebut peran kami
Atau menghentikannya
Mereka saingi naluri kami
Atau mengalahkannya
Mereka santap keturunan kami
Atau memusnahkannya.
Mereka rampas kehidupan kami
Sebelum sempat kami nikmati
Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia
Namun mereka membiarkan di mereka
Dikuasai dunia
Maka semakin hari
Kezaliman dan keisengan mereka
Semakin menjadi-jadi.
Puji syukur bagimu, ya Allah
Engkau telah menghajar mereka
Melalui tangan-tangan mereka sendiri
Mereka kini panik dan di antara mereka
Bahkan menjadi kalap
Dengan bangga mereka saling terkam dan
Saling basmi
Mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendiri
Dan kami pun semakin tidak bisa
Mengenali mereka
Karena mereka sudah sama dengan kami
Bahkan dalam banyak hal
Mereka melebihi kami sendiri.
Ya Allah, ya Tuhan yang Mahaadil
Kami akui kadang-kadang kami saling terkam
Dan memangsa
Namun Engkau tahu karena kami terpaksa
Bukan karena kerakusan dan kebencian
Di antara kami memang ada yang kejam
Tapi kami tidak membakar, menyiksa,
Dan sengaja memusnahkan
Karena kami tahu itu hak-Mu semata.
Mereka bahkan dengan berani
Membawa-bawa nama-Mu
Untuk menghancurkan nilai-nilai ajaran-Mu
Yang mulia
Atas nama-Mu mereka
Meretas tali persaudaraan
Yang Engkau suruh jalin
Atas nama-Mu
Mereka mengorbankan kebencian
Yang Engkau benci.
…
Ya Tuhan,
Sadarkanlah mereka
Akan hakikat kehambaan
Dan kekhalifahan mereka
Agar mereka tidak terus asyik
Hanya dengan diri mereka sendiri
Agar nurani mereka tak terkalahkan
Oleh hawa nafsu
Dan setan
Agar kasih sayang mereka tak terkalahkan
Oleh dendam
Dan kebencian
Agar mereka tidak menjadi laknat
Dan benar-benar menjadi rahmat
Bagi alam semesta.
Ataukah Engkau, ya Tuhan
Memang hendak mengganti mereka
Dengan generasi yang lebih beradab?
Amin
Langganan:
Postingan (Atom)